Minggu, 06 Mei 2012

Ti Amo, Tia Amoria



Tia Amoria, si mata cokelat ekspresif, dengan mudah membuat lelaki tergelincir dalam kecantikan alami yang dimilikinya. Sayangnya, Tia telah mematri rapat hatinya karena ia memiliki alasan terbaik di dunia ini untuk bersikap demikian. Tapi semua itu berubah ketika dia bertemu dengan Marco Dantè yang eksentrik.

Marco Dantè, si tampan yang eksentrik, selama dua tahun terakhir berhasil hidup steril tanpa kehadiran wanita. Seperti halnya Tia, Marco memilih untuk menutup pintu hatinya karena ia pun memiliki alasan terbaik di dunia ini untuk bersikap seperti itu. Tapi semua itu berubah ketika dia bertemu dengan Tia Amoria yang memesona.

Butuh energi luar biasa bagi Tia untuk mempertahankan apa yang selama ini dipercayainya setelah Marco memasuki kehidupannya. Tia pun harus mempertanyakan kembali semua keputusan yang telah dibuatnya beberapa tahun lalu.

Terlebih ketika Marco berbisik di telinganya...

“Ti amo, Tia Amoria — I love you, Tia Amoria.”


* * *

Kisah dibuka dengan Tia Amoria—seorang single-mother dengan satu anak perempuan lucu bernama Alila—mendapat pekerjaan baru sebagai manajer properti di Serenata Balinesia. Pekerjaan itu mengharuskannya pindah ke Bali dan mengurus salah satu aset Serenata Balinesia, yaitu Frangipani Residence (atau Frangie).

Tia langsung menyukai suasana di Frangie—udara sejuk, pemandangan indah, rumah yang nyaman, dan rekan kerja yang menyenangkan. Tapi semua terusik ketika ia bertemu dengan seseorang yang... eksentrik.

Adalah Marco Dantè, pria keturunan Italia-Inggris yang kembali ke Indonesia setelah sekian lamanya. Pekerjaannya menuntutnya kembali ke Bali, dan menetap di Frangie. Kepulangannya tidak akan membawa kejadian yang berarti, kalau saja ia tidak bertemu Tia, dalam keadaan terburuknya.

Marco tidak sengaja bertemu Tia di saat ia sedang... uhm, melakukan sesuatu yang menimbulkan kesalahpahaman. Dan di saat itu, Tia sedang bersama Alila. Hal itu yang membuat Tia menjauhi Marco, karena dianggapnya Marco akan membawa pengaruh buruk bagi Alila.


Namun kenyataan berkata lain. Tia kerap dipertemukan dengan Marco, walau ia dan Marco sama-sama enggan untuk saling mendekat—setelah kesalahpahaman itu. Ia juga harus ditampar realita yang mengatakan bahwa Marco dan ia tinggal dalam satu bangunan rumah dua tingkat—Tia di bungalo bawah dan Marco di bungalo atas. Keinginannya untuk menjauhi Marco juga semakin terhalang oleh fakta bahwa Alila tertarik dan semakin dekat dengan Marco tanpa bisa dicegah.

Dalam kehidupan lain, wanita lain yang menjadi Tia mungkin saja jatuh cinta pada sosok Marco. Apalagi, Marco begitu baik pada Alila—layaknya anak dan ayah. Tapi untuk Tia, menjalin hubungan dengan Marco, atau pria lain di manapun, adalah suatu kemustahilan. Masa lalunya yang penuh dengan intrik kelam dan menyedihkan membuatnya membentengi hatinya dari lelaki manapun. Apalagi Marco, yang adalah lelaki Italia—suatu fakta yang semakin membuatnya mengusir debar apapun yang mungkin muncul.

Begitu pula dengan Marco. Dua tahun dihabiskannya dalam pelarian, dalam kekacauannya, sebagai bentuk kekecewaannya pada masa lalunya. Pada gadis yang pernah mengisi hatinya selama bertahun-tahun. Dua tahun berlalu sejak kejadian itu, dan dua tahun berlalu pula dengan ia tanpa wanita manapun di sisinya. Pengalamannya membuatnya menjaga jarak dengan wanita manapun. Marco memang bersikap gentle terhadap wanita, tetapi tidak untuk masuk ke hatinya.

“Aku lelah berlari dari kenyataan. Aku lelah berpura-pura tidak membutuhkan seorang pun dalam hidupku.” (hlm.193)
 
Marco dan Tia boleh berpikir sesuka mereka. Tetapi hati mereka, tidak bisa dibohongi. Pelan tapi pasti, perjumpaan yang kebetulan dan kedekatan mereka membawa keduanya kepada kenyataan di balik masa lalu masing-masing...


“Hanya satu yang ingin kucuri darimu, Tia, dan kamu tahu persis apa itu... Your heart.” (hlm.201)



Review:

Karya Karla M. Nashar yang saya suka, mengingat perkembangan penulisannya setelah terakhir kali saya membaca karyanya yang Love, Hate, & Hocus-Pocus. Lagi-lagi, tentang pria luar. Pria Italia. Seseksi dan semenarik itukah pria Italia? Well, I guess I’ll just have to try it :p Karena setelah mengenal Marco Dantè, saya menyukai sosoknya. Satu lagi tipe lelaki dalam metropop yang menawan.


“Kecantikan tidak memiliki definisi yang pasti. Kecantikan terletak pada mata penikmatnya.” (hlm.190)


Dan, jangan lupakan tokoh Alila. Oh, siapa yang tidak menyukai gadis kecil itu? Umurnya baru 4 tahun tapi ekspresinya begitu kaya. Ah, betapa menggemaskan dan lucunya, saat membayangkan semua gerak-geriknya! Seriously, pengen banget punya Alila sebagai adik.

Saya hanya menemukan satu typo di novel ini (lupa halaman berapa, he he), sisanya nyaman-nyaman saja. Saya juga suka epilognya, dari sudut pandang Alila ketika ia sudah besar.

Oya, dan saya suka pendeskripsian sang penulis. Yang bikin hati ketar-ketir karena memang kisah ini sangat... alot. Gimana perasaan masing-masing tokoh tercetak jelas si setiap detail percakapan maupun deskripsinya, bikin saya ikut merasakan kesedihan Tia di balik alasannya menutup pintu hatinya untuk pria manapun (walau kadang agak kesal karena sikapnya terlalu keras kepala dan over-mandiri). Euh, mungkin terdengar lebay, tapi ya itulah efek bawaan membaca novel ini.

Love it. Kenapa? Karena novel ini memuaskan. Dari alur ceritanya, penokohan, setting, konflik, sampai kepada ending, saya sangat suka. Kisah cinta yang mengharu biru ini dibawa kepada ending yang manis, tidak memaksakan, dan membuktikan bahwa cinta bisa menunggu begitu lama (y).


“Can we start all over again? Hanya aku dan kamu, seperti dua orang biasa yang ingin saling mengenal satu sama lain.” (hlm.193)


“Jangan ingkari. Always trust your heart. It never tells you lie.” (hlm.220)


"Bila kita mencintai seseorang dengan tulus, seharusnya waktu dan jarak tidak lagi menjadi sesuatu yang memberatkan. Mencintai seseorang itu berarti membawa sosoknya di hati kita setiap waktu. Melebur, menjadi satu hati, menjadi satu detak jantung." (hlm.337)



My Rating:


Judul : Ti Amo, Tia Amoria
Pengarang : Karla M. Nashar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 344 halaman
ISBN : 978-979-22-7409-7


Regards,

0 comments:

Posting Komentar

Blog Template by SuckMyLolly.com