Rabu, 13 Juni 2012

Mafia Espresso (Francisca Todi)


Sinopsis:

Dentuman suara Lady Gaga dari radio tetangga lantai atas, lamat-lamat tenggelam dalam otakku, lalu mengirim sinyal panik ke seluruh tubuh. Aku terduduk di ranjang. Jam berapa ini? Tanganku meraih telepon genggam di atas meja. Angka yang tertera di layar membuat rasa panik kembali mencekam. ‘Jam delapan? Bagaimana mungkin?’

Sophie Pieters mengira masalah terbesarnya pagi itu adalah datang tepat waktu ke kantor, memberi presentasi memukau, dan memenangkan hati kliennya agar dia dan timnya tidak kehilangan pekerjaan. Ternyata, salah besar! Masalah sebenarnya dimulai ketika mobilnya ditabrak dalam perjalanan ke kantor. Setelah menumpahkan kejengkelannya dan mengebut ke kantor, Sophie dibuat terkejut menemukan pria penabraknya itu ternyata adalah calon kliennya dari Italia, Antonio Azzaro. Situasi semakin diperburuk ketika Patricia, bos Sophie, membuka sesi presentasi dengan tanpa sadar mengutip ucapan Sophie bahwa dia baru saja ditabrak oleh “seorang idiot yang menjengkelkan”.

Maka, musim gugur di negeri Belanda yang berangin dan berhujan, tidaklah lebih buruk dari hari-hari Sophie selanjutnya. Kepungan masalah datang beruntun di tengah aroma espresso yang menemani hari-harinya. Krisis ekonomi keluarga, Ray yang bertingkah, dan yang paling parah adalah jebakan masalah yang dibenamkan Antonio Azzaro. Siapa lelaki Italia parlente, bos perusahaan Eco Green yang gemar mengaduk-aduk hatinya itu?

Kepada siapa selayaknya Sophie melabuhkan hatinya?


Review:


"Hubungan kami... rumit."
"Hubungan rumit biasanya tanda bahwa salah satu pihak tidak mau berkomitmen."


Sinopsis yang cukup panjang, yang sebenarnya sudah menjelaskan garis besar isi novel Mafia Espresso ini. Tapi, apa hubungannya dengan kata ‘mafia’?

Semua berawal ketika Sophie kesiangan di suatu pagi. Rapat penting dengan klien mengharuskannya terburu-buru ke kantor dengan nasib timnya di ujung tanduk. Tak dinyana, mobilnya ditabrak oleh seseorang—yang kemudian disebutnya “idiot yang menjengkelkan”.



Tapi siapa sangka, ternyata “idiot” itu adalah calon kliennya? Lebih parahnya lagi, ialah pemimpinnya, seorang Italia, Antonio Azzaro. Merasa Sophie mengejeknya, Antonio mengancam Sophie untuk menemaninya selama ia di Belanda, atau ia takkan bekerja sama dengan perusahaan Sophie. Pekerjaan tim Sophie memang sudah di ujung tanduk. Kontrak dengan Antonio menentukan lanjut tidaknya Sophie dan timnya bekerja di situ. Karena itulah, mau tidak mau Sophie menerima ‘intimidasi’ Antonio.

Dan ternyata, intimidasi Antonio tidak seburuk yang ia duga. Yang ada, jantungnya malah berdegup lebih kencang dan membuat hari-harinya lebih berwarna. Tapi, semakin berwarna harinya, semakin kelam juga hidupnya. Kesehatan kakaknya yang memburuk mencemaskannya. Tingkah Ray, pria yang dekat dengannya, juga membuat Sophie kalut.

Tak hanya itu, sikap Antonio yang mengulur-ulur kontrak kerja sama dengan perusahaannya membuat Sophie harus memutar otaknya lebih jauh, agar tidak kehilangan pekerjaannya. Oh, haruskah ia merayu pria Italia itu? Di saat Sophie harus bertindak, saat itu pula lah ia mendengar kenyataan bahwa Antonio, adalah mafia.


"Bila hidup ini memang pertarungan, kita baru tahu siapa yang menang dan kalah di akhir kehidupan. Selama kita masih bernapas, masih ada kesempatan untuk menang." (hlm.197)



Pertama kali lihat, langsung jatuh cinta sama covernya. Secangkir espresso di saat hujan, oh how sweet. Dan ternyata, ceritanya juga nggak kalah sweet. Saya suka novel ini, by the way, di samping novelnya yang minim typo, dan juga karena ceritanya yang disusun apik, apalagi berlatar di Belanda. Dan ternyata pengarangnya, memang tinggal di Belanda. Hm, pantas ia tahu seluk beluk Belanda. Amazing!

Tapi, saya merasa kurang dengan chemistry antara Antonio dan Sophie. Antonio jelas-jelas menunjukkan ketertarikannya dengan Sophie, tapi Sophie selalu mundur dan mengelak. Aaah, who could resist from Antonio after all? Hehe. Saya suka setiap percakapan mereka. Cute.

Satu lagi. Endingnya. Walaupun cerita yang manis inipun ditutup dengan ending yang, emm, dramatis dan action, saya merasa agak kurang adegan actionnya, jadi sedikit kurang real. Tapi keseluruhan oke kok. Saya cukup menanti karya Francisca Todi selanjutnya.

Selamat membaca dengan secangkir espresso di saat hujan :)




My Rating:


Judul : Mafia Espresso
Penulis : Fransisca Todi
Penerbit : Gradien Mediatama
Tebal : 320 halaman
ISBN : 978-602-208-041-1

Regards,


0 comments:

Posting Komentar

Blog Template by SuckMyLolly.com