Kamis, 31 Desember 2015

My Seoul Escape

 Pengarang: Sophie Febriyanti
Penerbit: GagasMedia
Tahun: 2008
Tebal: 260 halaman

Hidup Ayunda hancur lebur saat Cello, kekasih yang sangat dia cintai, meninggalkannya. Belum sempat sembuh dari patah hati, lagi-lagi Ayunda harus menghadapi kenyataan pahit bahwa Cello meninggalkan dia demi kakak kandungnya sendiri. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya dari patah hati akut kecuali meninggalkan semua yang menyakitkan.

Dan, di sinilah Ayunda berada: Seoul, kota yang memberinya keteduhan hati. Namun, Ayunda lupa bahwa dia tidak bisa begitu saja menutup mata dan berharap semua masalah berlalu. Kehadiran Terry—lelaki yang menjadi cinta sejati sepupu kesayangannya—berhasil membuka hati Yunda untuk berani menghadapi kenyataan sekaligus menimbulkan kebimbangan baru. Haruskah Yunda merebut Terry, atau melakukan hal yang paling sulit dari proses mencintai: rela melepaskannya pergi?

Dalam pelariannya ke Seoul, Yunda justru mendapatkan sesuatu yang tak pernah ia pikirkan sebelumna. Bahwa ternyata, tak pernah ada kata kehilangan untuk cinta.


Review:

Dari judulnya, udah pasti ada hubungannya sama Korea. Hm, akhir-akhir ini memang lagi demam Korea di mana-mana (Hallyu Wave) sampe-sampe muncul boyband dan girlband yang gayanya 11 12 sama gaya Korea. Ternyata berpengaruh juga ya ke dunia sastra. Seakan gak mau ketinggalan. Tapi ternyata novel ini keluaran 2008. Yaudahlah ya, ternyata emang demam Korea udah dari dulu-dulu tapi booming-nya baru sekarang ini.

Jadi, novel ini menceritakan kisah Ayunda, atau Yunda, cewek yang kisahnya memiliki kekasih yang amat sangat dia cintai, Cello—atau Marcello. Yunda juga punya 3 sahabat: Lisa, yang pernah dikhianati ayah dan kekasihnya, lalu berubah jadi Miss Antilelaki; Eci, yang polos nan pengertian; Wuri, yang sering banget ga akur sama Lisa. Tapi perbedaan itulah yang bikin mereka berempat sobatan eraaaaat banget.

Seperti yang udah diceritain di sinopsisnya, Yunda mencium bau ‘affair’-nya Cello. Cello jadi jarang sms, jarang sayang-sayangan, jarang semuanya deh. Hingga akhirnya, Cello mutusin Yunda. Yunda sakit hati, karna alasan Cello adalah dia menyukai perempuan lain dan bahkan udah mulai jalan bareng. Wow.

Yunda akhirnya pulang ke Yogya, dan 2 bulan setelahnya ia menemukan fakta bahwa kakaknya, Andini, yang super sempurna—cantik, baik, pinter, segalanya yang bertolak belakang dengannya dan bikin Yunda minder karna keluarganya lebih peduli sama Andini—akan membawa seseorang ke rumah. Yep, pacarnya Andini. Dan... guess what, sesuai sinopsis di atas, ternyata pacarnya Andini tak lain tak bukan adalah Cello. Yunda tambah sakit hati, begitu sadar kalo ternyata Cello ninggalin dia demi kakak kandungnya. Apalagi, mereka ngerencanain pertunangan dalam waktu dekat. Wow! What a surprise!


Yunda sakit hati. Ia ingiiiin sekali membeberkan bahwa Cello adalah mantan pacarnya. Tapi dia gak mau kakaknya yang sangat terlihat bahagia itu sakit hati juga. Jadilah Yunda menelan semuanya. (Duh bingung antara bodoh atau pasrah atau terlalu baik ini cewek hiks.)

Lalu datang tawaran dari kakak sepupu Yunda yang tinggal di Korea, Sonia, yang mengajaknya liburan di Korea. Yunda menyanggupi, sekaligus ingin lari dari masalahnya. Di Korea, Yunda bertemu dengan teman sejak kecil Sonia, Terry. Mudah bagi Yunda untuk jadi akrab dengan Terry. Terry yang baik juga suka mengantar Yunda jalan-jalan di Seoul. Atau untuk sekadar bersepeda bersama, dan duduk-duduk di rumput pun mereka berdua lakukan. Di saat Sonia tidak bisa menemani Yunda, Terry-lah yang mengambil bagian. Hal itu membuat mereka dekat.

Tapi perjalanannya di Korea juga tak mengangkat kegalauannya. Semua justru tambah runyam begitu Sonia membeberkan bahwa Sonia menyukai Terry sejak mereka masih kecil. Kebingungan semakin melanda ketika Yunda sadar, ia sudah terlalu dekat dengan Terry.

♡♡♡♡♡♡♡

Kalo saya jadi Yunda, saya ga akan masih menaruh hati pada Cello itu. Yaiyalah brengsek -_- putus dari cewek dan bertunangan dan akan menikah dengan kakak kandung cewek itu. Sakit hati, tentu saja. Tapi ya khasnya cerita mellow, Yunda tetap merasakan dan memimpikan Cello akan kembali padanya. Disini saya ngerasa agak jengkel. Sama Cello juga sih, hehe. Lembek banget jadi cowok.

Bahasa dalam novel ini gak gitu berat, termasuk bacaan yang quick-reading (walopun saya nunda-nunda resensinya haha). Nama Korea disini juga cuma 1, yaitu mantan pacarnya Terry, Yoo Ri atau Yoo-something lah. Terus ada lagi nama Korea-nya Terry dan Sonia sepupu Yunda. Han Jae-ha dan Kim Shin Hye. Untung penulisnya berbaikhati tidak memakai nama itu untuk sehari-hari. Setidaknya memudahkan buat dibaca.

Untuk penokohan juga nggak terlalu terpusat di Terry-Yunda-Sonia-Cello. Ada 3 sahabat Yunda yang masing-masing karakter dan bagiannya dieksplorasi dengan baik.
Latarnya, hmm, nggak begitu dijelaskan dengan detail. Memang mengambil setting di Seoul tapi cuma ada sedikit penjelasan tentang tempat wisata kota itu.

Di bagian menuju ending agak terlalu cepat. Tau-tau ada konflik yang (menurut saya lho!) sebaiknya nggak dimunculkan terlalu di akhir. Kesannya maksa dan penyelesaiannya pun jadi terburu-buru. (Tapi yah itu pemikiran saya. Biasalah suka sok tau.)

Terus ke endingnya... sweet lah. Hmm agak tipikal drama Korea sih, tapi ya gapapa lah. Bagus kok. Kalo kamu suka nonton drama Korea dan suka novel setting di Korea, baca buku ini bukan pilihan yang buruk kok :)


Rate: 3/5

0 comments:

Posting Komentar

Blog Template by SuckMyLolly.com