Sinopsis:
Kami
'bersahabat' sejak kecil. Tepatnya, kalau ada kata lain untuk menggambarkan
sesuatu yang melampaui 'sahabat', maka itulah kami. Berbagi cerita, berbagi
rahasia. Bahkan, tanpa disadari, kami pun berbagi cinta. Tapi, apakah kau tahu,
rasanya saling mencintai namun bertahan untuk tidak saling memiliki?
Percayalah,
ini lebih buruk dari sekadar patah hati. Ini bukan kisah cinta yang ingin kau
alami.
* *
*
Dari
sinopsisnya, kelihatan sekali bahwa ini akan menjadi kisah cinta antara
sahabat.
Menceritakan
Jo dan Emi yang udah sahabatan lama, dari masih di bangku sekolah (ga tau
persisnya kapan) sampe sekarang—ketika udah kerja.
Jo,
yang selama ini nyimpen perasaannya sama Emi, bertahan di samping Emi dengan
statusnya sebagai 'sahabat'. Jo rela bertahan melihat Emi gonta-ganti cowok—dengan
rentetan pengalaman one-night stand-nya—
asal dia bisa terus di samping Emi. Tentu saja, Jo juga pacaran dengan
cewek-cewek lain, supaya perasaannya gak terbongkar dan siapa tau dia
bisa move on.
Hm...
Biasanya, persahabatan antara cowok-cewek itu nonsense dan ga ada yang
murni. Tapiii... Untuk kasus ini, beda. Emi juga punya prinsip: ga akan pacaran
sama sahabat sendiri. Dulu waktu SMA, ada cowok namanya Santo yang masuk
diantara Jo dan Emi. Mereka jadi temenan bertiga. Lalu, Emi dan Santo pacaran.
Kemudian putus. Santo ga terima, trus mengejar-ngejar Emi. Jo yang melindungi
Emi (karna emang dia sayang Emi) sampe berantem sama Santo. Semenjak itu, buat
Emi, it's a big NO pacaran sama sahabat sendiri. Dia nggak mau
persahabatannya hancur karena cinta.
Kemudian,
Emi yang udah 1 tahun menjalin hubungan steady—alias
gak lagi cuma one-night stand—sama Dimas,
dilamar. Emi memang mencintai Dimas, terbukti selama 1 tahun itu. Apalagi
ketika Dimas menunjukkan rumah yang baru dibelinya kepada Emi, mengatakan bahwa
itu adalah rumah 'mereka'—wow, bikin Emi semakin yakin untuk menerima lamaran
Dimas.
Tapi...
Suatu ketika, Dimas berniat mengenalkan Emi pada mamanya di acara pernikahan
sodara (lupa siapanya, hehe). Namun apa yang terjadi? Ternyata mamanya memang
mendominasi kehidupan Dimas, tak terkecuali masalah asmara. Ada satu cewek yang
ternyata adalah calon istri Dimas, dan di depan mereka (calon istri dan
mamanya), Dimas mengenalkan Emi sebagai... 'teman'!
Sakit
hati, Emi ngelupain Dimas. Dan kebetulan, saat itu ada tawaran tur ke Bali dari
kantornya Jo. Jo mengajak Emi (mengingat hubungannya dengan seorang cewek
bernama Feli belum serius juga).
Dan...
Pergilah mereka ke Bali untuk satu minggu (bersama rekan kantor Jo yang lain
tentunya).
Hm...
Apakah akan terjadi sesuatu dengan kepergian mereka ke Bali? Apa Emi akan
mengubah prinsipnya tidak-pacaran-dengan-sahabat-sendiri walau sebenarnya ia
merasakan sedikit gejolak aneh ketika bersama Jo? Gimana pula dengan Ethan, bos
Jo yang mulai flirting sama Emi?
* *
*
Wow.
Buku setebal 462 halaman ini berhasil membuat perasaan saya campur aduk
sepanjang saya membacanya. Gemas, kasihan, sebal, sedih, ugh campur aduk.
Gemas
karna sikap Emi yang terlalu mikirin dilema kapok-pacaran-sama-sahabat, yang
ujung-ujungnya bikin berbagai pihak salah paham.
Kasihan
karna Jo... well, dia cowok yang tegar. Sampai di mendekati akhir pun, dia
tetep tegar. "He will be always a BOY FRIEND—never
a BOYFRIEND." (hlm. 35)
Ada
juga quote yang agak bikin terenyuh:
"Tapi, kalo aku ngelupain kamu... Aku
juga lupa caranya bahagia." (hlm. 451)
Anyway,
di novel ini saya menemukan beberapa merk, narasi, dan percakapan yang merujuk
pada fashion, mode, dan semacamnya. Saya kira yang menulis adalah pengagum atau
pemerhati fashion. Saya coba cari
namanya, di sini, dan ternyata memang penulisnya suka fashion. Yah pantaslah.
Bahasanya
nggak berat, saya nyaman membacanya. Saking nyaman dan gregetnya malah ga
nyadar kalau udah mau selesai. Haha. Potongan lirik lagu yang diberikan di awal
bab juga nunjukin gimana beratnya jadi Jo... dan mungkin Emi? Entahlah, tapi
yang jelas potongan lirik lagu itu lumayan nge-jleb.
Sifat
si Jo ini juga... Bikin saya klepek-klepek. Dia mau ngelakuin apa aja buat Emi,
bertahun-tahun stay di samping Emi... So sweet. Walaupun kadang-kadang
pikirannya gak sehat, hehe, tapi wajarlah buat seorang cowok. Banyak juga
adegan yang *ehem* menimbulkan sedikit fantasi liar di benak. (dan pas selese
baru nyadar ini novel ratednya ‘DEWASA’ -_-)
Well,
walaupun endingnya mungkin bisa ketebak, tapi yang bikin penasaran itu bagaimana-proses-menuju-ending-nya
kan?
Love
it.
Rate:
Judul : Pillow Talk
Pengarang : Christian Simamora
Penerbit :
Gagas Media
Tebal : 462 halaman
2 comments:
sist punya ebooknya ga??
Waduh... aku ga punya ebooknya
Posting Komentar