Pengarang
: Al Dhimas
Penerbit
: GagasMedia
Tahun
: 2012
Tebal
: 262 halaman
Sinopsis
:
Aku mencandu segala hal
yang manis—terutama dirimu. Seperti madu di ujung lidahku, kecupanmu terasa
manis, menghangatkan sekujur tubuhku dengan rona malu. Seperti tiga sendok gula
untuk tehku, entah sejak kapan hariku tak lagi lengkap tanpa kehadiranmu.
Jadi maaf jika aku
seperti aku tahu malu mengakui ini di hadapanmu. Tapi sungguh, aku teramat
membutuhkanmu. Butuh sekian lama waktu untuk menyadari ini, tapi sekarang aku
benar-benar percaya. Hanya kau yang kumau. Hanya kau yang mampu membuatku
merindu.
Katakan, apa jawabmu?
Harus seberapa lama lagi bibirku mongering menahan diri membisikkan cinta
untukmu?
Review
:
Satu
hal yang saya kagumi ketika melihat-lihat novel ini di rak toko buku adalah:
sinopsisnya. Sinopsisnya manis, kebiasaan GagasMedia menyajikan sinopsis dan
cover yang lembut dan menggoda untuk dibeli. Tapi sayangnya, kebiasaan pula,
tidak menjelaskan seperti apa garis besar isinya. Ceritanya seperti apa. Kalau
dilihat dari sinopsis Flavor of Love
ini, mungkin hanya menceritakan ‘suasana’ dalam novel ini. Seru sih, jadi
penasaran tentang apa. Kalau sudah begitu, satu-satunya cara untuk tahu
ceritanya adalah dengan membeli dan membacanya.
Flavor of Love menceritakan Aro dan Pru, dua sahabat
beda gender yang bersama sejak mereka
lahir karena orangtua mereka yang bersahabat dan tinggal berdekatan.
Momen-momen TK sampai mereka memasuki dunia kerja dilalui bersama. Aro setia
mengantar dan menjemput Pru. Pru sering membuatkan chocolate cupcake untuk Aro. Tapi itu semua dilalui dengan
embel-embel: sahabat. Nothing’s more.
Dan tentu saja akan ada
batu-batu kerikil menghadang. Ada Ben, teman kantor Pru yang selalu jadi
partner-in-crime bolosnya. Ada Tara, perempuan bi*ch yang sejak SMA mengincar
Aro dan merendahkan Pru. Hubungan yang tadinya baik-baik saja mulai merenggang.
Hubungan yang tadinya adem ayem saja mulai terguncang. Akankah mereka bertindak
atau diam saja membiarkan orang lain masuk dan menjadi takdir masing-masing? Please go read it yourself, readers ;)
Pria itu 11-12 sama abang becak. Cuma dia sama Tuhan yang tahu kapan dia berhenti mendadak dan bikin orang lain menderita karenanya. (hlm.22)
Dan
ternyata, Flavor of Love menyajikan
cerita klise nan klasik: dari sahabat jadi pasangan. Walaupun itu tema klasik,
tapi itu salah satu tema yang sebenarnya saya nikmati. Entah kenapa, saya tetap
suka. Anyway, ini novel pertama Al
Dhimas yang saya baca. Saya pernah melihat namanya di salah satu serial Glam Girls. Dari judul dan cover Glam Girls, saya bisa menerka tampaknya memang pengarang terbiasa
memasukkan unsur ‘perempuan dan gengnya’—sama seperti di Flavor of Love ini. Ada Pru dan gengnya, 3 wanita lainnya dengan
perbedaan karakter. Ladies’ talk, ladies’ night, ladies’ day out. Segalanya tentang perempuan dan rutinitas mereka:
berpelukan, saling menghibur, dan… apalagi kalo bukan bergosip!
Kamu tahu kalo kami nggak bisa selalu ada buatmu, tapi kami berusaha untuk ada saat kamu membutuhkannya. (hlm.234)
Seperti
yang saya bilang, walaupun temanya klise, saya tetap suka. Saya suka bagaimana [SPOILER] naifnya Pru ketika cemburu
ada wanita lain mendekati Aro. Saya suka bagaimana [SPOILER] protektifnya Aro ketika Pru bersama lelaki lain. Tapi
tetap saja, agak tidak masuk akal mereka tidak menyadari dan tidak mau mengubah
status selama 26 tahun mereka bersama. Rasanya… agak mustahil saja. Rasa [SPOILER] cemburu dan sadar bahwa mereka
saling jatuh cinta baru muncul sekarang ini dan tidak sejak dulu—padahal mereka
punya sahabat-sahabat yang cerewet dan cukup peka.
Life is never flat. Itulah seninya hidup. Kalau kisah cinta kalian berdua lurus-lurus aja, gimana mungkin hubungan kalian akan berkembang ke tahap yang lebih tinggi? (hlm.209)
Tapi ah,
sudahlah. Toh seperti itu ceritanya. Intinya, saya tetap menikmati! Walau ada
beberapa scene (bagian) yang menurut
saya agak lompat-lompat dan kurang diperhalus penuturannya. No judge, ini pandangan saya sebagai
pembaca :)
Selain
itu, secara fisik novel ini menarik. Saya suka covernya, saya suka format blog
di dalamnya (karena ceritanya, Pru ini suka menulis di blog). Seperti ini nih:
Dengan
model seperti itu, ada banyak hal yang ditulis tokoh Pru dalam blognya.
Misalnya, mengenai pernikahan, komitmen, monogami: mengapa pria susah sekali
menjalin komitmen, mengapa lamaran terkadang lama sekali terucap walau sudah
bertahun-tahun menjalin hubungan, dan lain-lain. Dari tulisan tokoh Pru dalam
blognya, saya mempelajari mengenai bagaimana pemikiran pria, pemikiran wanita,
betapa seriusnya komitmen itu, hubungan pernikahan, bagaimana sabar dalam
menunggu Mr. Right, dan lain-lain. They’re
all refreshing.
Cerita
ini memang klise. Klasik. Tapi ini nggak cuma hubungan antara dua sahabat. Tapi
juga tentang how you find the right one.
♡
Right match: It’s all in the timing. You gotta add chocolate before you put cupcake into the oven! (hlm.261)
Rate: 3.5/5
0 comments:
Posting Komentar