Penulis : Riri Sardjono
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 356 halaman
Sinopsis:
Namaku Flory. Usia mendekati tiga puluh dua. Status? Tentu saja single! Karena itu Mamz memutuskan mencarikan Datuk Maringgi abad modern untukku.
“Kenapa, sih, gue jadi nggak normal cuma gara-gara gue belom kawin?!”
“Karena elo punya kantong rahim, Darling,” jawab Dina kalem. “Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date.”
“Yeah,” sahutku sinis. “Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama.”
Mamz pikir aku belum menikah karena nasibku yang buruk. Dan kalau beliau tidak segera bertindak, maka nasibku akan semakin memburuk. Tapi Mamz lupa bertanya apa alasanku hingga belum tergerak untuk melangkah ke arah sana.
Alasanku simple. Karena Mamz dan Papz bukan pasangan Huxtable. Mungkin jauh di dalam hatinya, mereka menyesali keputusannya untuk menikah. Atau paling tidak, menyesali pilihannya. Seperti Dina, sahabatku.
“Kenapa sih elo bisa kawin sama laki?!”
Dina tergelak mendengarnya. “Hormon, Darling! Kadang-kadang kerja hormon kayak telegram. Salah ketik waktu ngirim sinyal ke otak. Mestinya horny, dia ngetik cinta!”
See??
“Oh my God!” desah Kika ngeri. “Pernikahan adalah waktu yang terlalu lama untuk cinta!”
Yup!
That’s my reason, Darling!
Review:
Flory, 32 tahun, belum punya pacar, sementara mamanya nyap-nyap pengen dia segera menikah. Well, jadilah Flory di“kenal”kan dengan anak teman sang mama, Vadin. Vadin tertarik sama Flory, dengan segala karakter lucunya, dan Vadin bahkan mengaku kalau dia nyaman dekat Flory.
Dan, ketika akhirnya Flory dilamar, paniklah dia. Minta pendapat ini-itu sama keempat temannya—Dina, Kika, Ara, Gerry (yang semuanya pikirannya unik dan...emm, sinting?)—dan akhirnya menyetujui pernikahan dengan satu syarat: tak ada hubungan suami istri sebelum ada cinta.
Jadilah, Vadin dan Flory menikah. Well, siapa sangka ternyata hubungan yang dikiranya akan baik-baik aja ternyata tambah ruwet dengan kehadiran Nadya, rekan kerja Vadin yang berpenampilan sempurna layaknya ‘barbie’, dan Gilang, mantan Flory yang berniat mengejar Flory kembali?
Di sini, Flory belajar mengenai cinta. Apa itu cinta, kebahagiaan, bagaimana mendapatkannya, masa lalunya yang menyakitkan tentang ‘cinta’, dan banyaak lagi yang tersirat dari percakapan-percakapannya dengan keempat sahabatnya yang karakter masing-masingnya juga kuat. Vadin, di sisi lain, juga berusaha meyakinkah Flory tentang cinta, mencari tahu ketakutannya. Duh, baiknya...
"Fokus sama apa yang elo mau raih dalam hidup lo, bukan sama ketakutan lo." (hlm.75)
Yang saya bingungin, masalah waktunya. Abisnya kayaknya semuanya dimulai dengan percakapan, dan di percakapan itulah tersirat di mana dan waktu mereka lagi ngomong-ngomong. Yeah, ga masalah sih, tapi bikin bingung aja. Oh ya, sama kurang suka sama pikirannya Flory. Dia terlalu pesimis, overthinking, negative thinking, atau apalah yang sejenis. Dan, temen-temennya selalu memanas-manasi dengan segala macam pemikiran mereka yang waw, asli, blak-blakan dan gila abis hahaha!
Keseluruhan, saya menikmati buku ini—yah walaupun akhirnya rada ke-Cinderella-Cinderella-an... Isinya menarik. Apalagi dialog segar antara Flory dan temen-temennya, hahahaha! Nih, salah satunya :
“Probation time,” gumamku pelan. “Apa bisa gue tahan cukup lama?
“Tergantung dari masa kontrak dia sama toko HP,” jawab Gerry kalem.
Aku merengut sebal mendengarnya. “Apa yang musti gue lakuin?"
“Batal kawin,” jawab Kika cepat.
“Shut up!”
“Ladies,” panggil Kika berusaha memutus perdebatan antara aku dan Kika. “Mungkin udah waktunya kita belajar have sex seperti lelaki.”
“Without foreplay?” tanya Ara keberatan.
“Without feelings!” jawab Dina gemas.
“Apa bedanya sama pelacur?” protesku.
“Nggak ada,” jawab Kika. “Tapi emang itu tugas istri. Terlentang dan dikasih uang bulanan!”
Hahaha!
Rating: 3/5
Regards,
6 comments:
dimana ya bisa dapat novelnya? saya mau beli, biar pun bekas
waduh, saya kurang tau deh...
soalnya saya minjem di tempat minjem buku gitu
namanya ZOE, di daerah Depok :)
Mau tanya zoe itu depok ssebelah mana y?saya lg cari buku ini jg
Alamatnya: Jln. Margonda Raya No. 27, Depok 16424.
Tepatnya, di sebelah Rumah Sakit Bunda Margonda. Oya, tau es pocong kah? Kalo tau, kalo dari arah sebaliknya (bukan arah Margonda), setelah es pocong. Keliatan kok, palangnya merah, tulisan "ZOE"
Tempatnya cozy, silakan berkunjung~
maaf mo tanya klo mo jd member disn bayar brp?
Setauku ya, kalo pelajar 30rb, mahasiswa/umum 40rb... Tapi aku gak tau kalo udah berubah lagi, tapi paling yaa sekitaran segitu bayarnya :)
Posting Komentar