Alexandra hidup dalam sebuah keluarga yg ia rasakan
tak lengkap: ia tak memiliki ayah. Ibu tak pernah memperkenalkan sosok ayah
kepada Alexandra & lbh dari itu ia dilarang berteman dgn lelaki. Dalam
kepatuhan pada sang ibu pelan-pelan segala terungkap. Alexandra menemukan
segala yg dicari & juga kehilangan dalam waktu yg bersamaan.
* *
*
Mengisahkan
tentang seorang remaja bernama Alexandra Semesta—atau Alexy—yang sejak kecil
tidak punya sosok ayah dalam hidupnya. Hanya sang bunda yang merawatnya, dan
menjauhkannya dari sosok laki-laki manapun.
Alexy
juga tidak berminat menjalin hubungan apapun dengan laki-laki manapun, sampai
ia masuk SMA dan bertemu seseorang yang kemudian ia temui lagi dalam
pertemuan-pertemuan berikutnya di satu
tempat: perpustakaan.
Dewanta
Pujangga, atau Dewa. Satu-satunya cowok yang bisa membuat Alexy tenang berada di
sampingnya. Sosok kalem tapi misteriusnya itu membuat Alexy merasa nyaman tanpa
perlu risih. Tapi sayangnya, Dewa harus pergi. Keadaan orangtua Dewa
mengharuskan mereka sekeluarga pindah dari Yogya ke Jakarta.
Dan...
cerita berpindah ke saat Alexy kuliah. Pertemuan dengan Niko, asisten
kuliahnya, dan Rio, sepupu temannya, tidak membuat Alexy nyaman. Tidak senyaman
saat bersama Dewa. Apalagi, begitu menyadari bahwa ternyata Niko menggunakan
cara-cara busuk untuk mendekatkan dirinya sendiri ke ibu Alexy, agar ia menjadi
satu-satunya cowok yang diterima di keluarga itu—di saat Dewa tidak begitu
disambut akrab oleh sang ibu.
Lalu,
apakah Alexy bisa mendapatkan ‘pengganti’ Dewa? Apakah sang ibu
memperbolehkannya menjalin hubungan dengan laki-laki? Dan, di atas semuanya...
bisakah Alexy bertemu atau setidaknya mengetahui siapa ayah kandungnya?
* *
*
Agak
kurang suka covernya. Pertama liat, ngira itu novel horor -_-
Hm...
Apa ya. Pas awal-awal, ceritanya lumayan di-twist, dengan keterangan waktu yang
membantu (seenggaknya nggak jadi bingung dan nggak ambigu).
Tapi
dari segi cerita, masih kurang menurut saya. Alurnya terlalu cepat.
Misalnya,
tiba-tiba saja tokoh Alexy menemukan ayahnya yang sudah 19 tahun tidak pernah
bertemu, dan blash, ia bertemu ayahnya dalam kondisi yang mengharukan. Tapi,
entah kenapa kesannya malah dibuat-buat dan terlalu dipaksakan. Lalu tiba-tiba
si tokoh A ada di tempat itu, lalu muncul tokoh B... dll. Wah! Kemunculan tokoh
yang tiba-tiba, kurang sreg (buat saya). Padahal tidak dijelaskan sebelumnya si
tokoh A itu ada di mana.
Banyak
juga pertemuan-pertemuan antartokoh yang rasanya terlalu kebetulan. Walau Yogya
tak bisa terbilang luas, tapi tetap saja agak aneh.
Tentang
penokohan... Ada satu tokoh yang bikin saya kurang greget: Ariyo. Oke, memang
di review di atas tidak disebutkan siapa itu Ariyo, karena—saya garisbawahi: menurut
saya—tokoh itu memang tokoh yang dipaksa-untuk-ada. Dia pertama kali muncul
saat Alexy masih 10 tahun, masih muda. Tapi siapa sangka pertemuan yang sangat
amat singkat itu ternyata berimbas di bagian akhir-menuju-ending buku ini?
Ariyo ternyata tokoh yang cukup penting, mengingat ia ternyata masih punya
hubungan dengan Alexy.
Dan,
ending! Endingnya juga datar. Untuk saya, kurang greget. Terlalu biasa, bahkan
endingnya tidak ada perasaan bila membaca klimaksnya, seperti deg-degan atau
penasaran. Tidak ada sama sekali.
Tapi
ada nilai positifnya juga dong. Banyak pelajaran tentang hidup, sebagaimana
hidup mestinya dihadapi, bisa saya dapatkan dari sini. Jadi, buku ini bukan
cuma asal menceritakan tentang kehidupan seorang remaja dalam kesehariannya.
Tapi, ia juga mencari jati dirinya.
Rate:
Rate:
Judul : Alexandra
Pengarang : Farah Hidayati
Penerbit :
MediaKita
Tebal : 264 halaman
0 comments:
Posting Komentar