Sinopsis:
“Apa rasanya jika sejarah kita berubah dalam sehari?
Darah saya mendadak seperempatTionghoa,
Nenek saya seorang penjual roti, dan dia,
Bersama kakek yang tidak saya kenal,
Mewariskan anggota keluarga baru yang tidak pernah
saya tahu: Madre.”
Terdiri dari 13 prosa dan karya fiksi, Madre merupakan
kumpulan karya Dee selama lima tahun terakhir. Untaian kisah apik ini
menyuguhkan berbagai tema: perjuangan sebuah toko roti kuno, dialog antara ibu
dan janinnya, dilema antara cinta dan persahabatan, sampai tema seperti
reinkarnasi dan kemerdekaan sejati.
Lewat sentilan dan sentuhan khas seorang Dee, Madre
merupakan etalase bagi kematangannya sebagai salah satu penulis perempuan
terbaik di Indonesia.
* *
*
Pertama
kalinya baca buku Dee dan kumpulan ceritanya, saya terkesan. Pemilihan kata
yang bagus, ada beberapa kalimat yang tidak diceritakan secara gamblang,
melainkan membuat pembaca harus
mengerti dengan sendirinya apa yang tersirat di dalamnya. Wow.
Cerita
pertama: Madre.
Tansen
Wuisan, hidup semerawutan di Bali, kerja tidak tetap, “diwariskan” sebuah
alamat yang merujuk pada toko roti tua di Jakarta—oleh almarhum Tan, yang
bahkan tak dikenalnya sama sekali. Toko roti tua itu dulunya Tan de Bakker
(artinya Tan si pembuat roti)—milik Tan dan Lakshmi, nenek Tansen—toko roti
yang dulu sempat jaya namun lama kelamaan mati karena munculnya bakery-bakery modern lainnya, dan
sekarang ditinggali Pak Hadi, salah satu mantan staf Tan de Bakker dulu.
Tan yang ternyata adalah cucu Lakshmi dan Tan, diwariskan Madre. Madre berasal dari bahasa Spanyol, artinya “ibu”. Ya, Madre adalah “ibu” atau Adonan Biang dari segala macam roti yang ada di toko Tan de Bakker. Semua mantan staf Tan de Bakker yang mayoritas sekarang orang-orang tua memperlakukan Madre seperti layaknya manusia.
Kemudian,
Mei datang. Pemilik bakery sukses dan
cukup ternama, Fairy Bread. Ia menawarkan Tansen untuk menjual Madre padanya.
Bingung, tak tahu harus melakukan apa terhadap Madre, Tansen berniat mengiyakan
pembelian Madre seharga beratus-ratus juta. Padahal, dengan sekali mencoba,
Tansen dapat membuat roti dari Madre. Hal yang hanya bisa dilakukan Lakshmi,
mendiang nenek sekaligus pencipta Madre.
Galau,
resah, bingung. Itu yang dihadapi Tansen. Antara memberikan Madre atau
menghidupkan kembali toko roti yang sudah lama mati.
Cerita
terakhir: Menunggu Layang-Layang.
Menunggu Layang-Layang bercerita
tentang dua sahabat, cewek-cowok: Christian (Che) dan Starla.
Starla
adalah tipe cewek ‘layang-layang’, yang bebas memilih cowok, pakai-lalu-buang.
Intinya, Starla selalu berkencan dengan tipe cowok yang berbeda-beda sesuka
hatinya. Kalau cowok yang dipacarinya berniat menjalin hubungan yang lebih
serius alias bersangkutan dengan pernikahan, maka cowok itu salah total dan
langsung akan dicampakkan oleh Starla. Tak sampai seminggu, Starla akan
menemukan cowok lainnya.
Intinya,
dia bebas. Christian—atau Che—selalu menjadi ‘tempat sampah’ Starla. Starla
selalu cerita apapun padanya, mengenai cowok-cowoknya, kehidupannya, semuanya.
Che
tidak pernah mempermasalahkan ‘kebebasan’ Starla karna dia tahu dia takkan
pernah menjadi salah satu dari cowok-cowok malang itu—yang mengemis cinta
Starla setelah cewek itu mencampakkannya—karna dia memang tak pernah punya
perasaan khusus terhadapnya.
Lalu,
kemudian mulai berubah saat sahabat Che sejak kecil, Rako, datang. Keputusan
Rako untuk berpacaran dengan Starla tanpa memedulikan amanat Che, dan putusnya
Rako dari Starla, akan mengubah segalanya...
* *
*
Jujur,
dari dulu saya tidak begitu mengerti puisi. Itu yang saya alami dengan membaca
karya Dee di buku Madre ini. Saya
hanya membaca sekilas puisi-puisinya, dan membaca 3 cerpen: Madre, Have You Ever?, dan Menunggu
Layang-Layang. Dan saya hanya menyukai cerita Madre dan Menunggu
Layang-Layang. Karena dua cerita itu cukup panjang dan saya mengerti alur
dan kejadiannya. Cerita Have You Ever?
tidak begitu saya mengerti (apa karna standar otak saya yang kurang, entahlah
-___-)
Keseluruhan,
favorit saya hanya dua~
Rate :
Judul : Madre
Pengarang : Dee
Penerbit : Bentang
Tebal : 162 halaman
ISBN : 978-602-8811-49-1
0 comments:
Posting Komentar