Tia Amoria, si mata cokelat ekspresif, dengan mudah membuat lelaki tergelincir dalam kecantikan alami yang dimilikinya. Sayangnya, Tia telah mematri rapat hatinya karena ia memiliki alasan terbaik di dunia ini untuk bersikap demikian. Tapi semua itu berubah ketika dia bertemu dengan Marco Dantè yang eksentrik.
Marco Dantè, si tampan yang eksentrik, selama dua
tahun terakhir berhasil hidup steril tanpa kehadiran wanita. Seperti halnya
Tia, Marco memilih untuk menutup pintu hatinya karena ia pun memiliki alasan
terbaik di dunia ini untuk bersikap seperti itu. Tapi semua itu berubah ketika
dia bertemu dengan Tia Amoria yang memesona.
Butuh energi luar biasa bagi Tia untuk mempertahankan
apa yang selama ini dipercayainya setelah Marco memasuki kehidupannya. Tia pun
harus mempertanyakan kembali semua keputusan yang telah dibuatnya beberapa
tahun lalu.
Terlebih ketika Marco berbisik di telinganya...
“Ti amo, Tia Amoria — I love you, Tia Amoria.”
* *
*
Kisah
dibuka dengan Tia Amoria—seorang single-mother dengan satu anak perempuan lucu
bernama Alila—mendapat pekerjaan baru sebagai manajer properti di Serenata
Balinesia. Pekerjaan itu mengharuskannya pindah ke Bali dan mengurus salah satu
aset Serenata Balinesia, yaitu Frangipani Residence (atau Frangie).
Tia langsung menyukai suasana di Frangie—udara sejuk, pemandangan indah, rumah yang nyaman, dan rekan kerja yang menyenangkan. Tapi semua terusik ketika ia bertemu dengan seseorang yang... eksentrik.
Adalah
Marco Dantè, pria keturunan Italia-Inggris yang kembali ke Indonesia setelah
sekian lamanya. Pekerjaannya menuntutnya kembali ke Bali, dan menetap di
Frangie. Kepulangannya tidak akan membawa kejadian yang berarti, kalau saja ia
tidak bertemu Tia, dalam keadaan terburuknya.
Marco
tidak sengaja bertemu Tia di saat ia sedang... uhm, melakukan sesuatu yang
menimbulkan kesalahpahaman. Dan di saat itu, Tia sedang bersama Alila. Hal itu
yang membuat Tia menjauhi Marco, karena dianggapnya Marco akan membawa pengaruh
buruk bagi Alila.
Namun
kenyataan berkata lain. Tia kerap dipertemukan dengan Marco, walau ia dan Marco
sama-sama enggan untuk saling mendekat—setelah kesalahpahaman itu. Ia juga
harus ditampar realita yang mengatakan bahwa Marco dan ia tinggal dalam satu
bangunan rumah dua tingkat—Tia di bungalo bawah dan Marco di bungalo atas.
Keinginannya untuk menjauhi Marco juga semakin terhalang oleh fakta bahwa Alila
tertarik dan semakin dekat dengan Marco tanpa bisa dicegah.
Dalam
kehidupan lain, wanita lain yang menjadi Tia mungkin saja jatuh cinta pada
sosok Marco. Apalagi, Marco begitu baik pada Alila—layaknya anak dan ayah. Tapi
untuk Tia, menjalin hubungan dengan Marco, atau pria lain di manapun, adalah
suatu kemustahilan. Masa lalunya yang penuh dengan intrik kelam dan menyedihkan
membuatnya membentengi hatinya dari lelaki manapun. Apalagi Marco, yang adalah
lelaki Italia—suatu fakta yang semakin membuatnya mengusir debar apapun yang
mungkin muncul.
Begitu
pula dengan Marco. Dua tahun dihabiskannya dalam pelarian, dalam kekacauannya,
sebagai bentuk kekecewaannya pada masa lalunya. Pada gadis yang pernah mengisi
hatinya selama bertahun-tahun. Dua tahun berlalu sejak kejadian itu, dan dua
tahun berlalu pula dengan ia tanpa wanita manapun di sisinya. Pengalamannya
membuatnya menjaga jarak dengan wanita manapun. Marco memang bersikap gentle
terhadap wanita, tetapi tidak untuk masuk ke hatinya.
“Aku lelah berlari dari kenyataan. Aku lelah berpura-pura tidak membutuhkan seorang pun dalam hidupku.” (hlm.193)
Marco
dan Tia boleh berpikir sesuka mereka. Tetapi hati mereka, tidak bisa dibohongi.
Pelan tapi pasti, perjumpaan yang kebetulan dan kedekatan mereka membawa
keduanya kepada kenyataan di balik masa lalu masing-masing...
“Hanya satu yang ingin kucuri darimu, Tia, dan kamu tahu persis apa itu... Your heart.” (hlm.201)
Review:
Karya Karla M. Nashar yang saya suka, mengingat perkembangan penulisannya setelah terakhir kali saya membaca karyanya yang Love, Hate, & Hocus-Pocus. Lagi-lagi, tentang pria luar. Pria Italia. Seseksi dan semenarik itukah pria Italia? Well, I guess I’ll just have to try it :p Karena setelah mengenal Marco Dantè, saya menyukai sosoknya. Satu lagi tipe lelaki dalam metropop yang menawan.
Karya Karla M. Nashar yang saya suka, mengingat perkembangan penulisannya setelah terakhir kali saya membaca karyanya yang Love, Hate, & Hocus-Pocus. Lagi-lagi, tentang pria luar. Pria Italia. Seseksi dan semenarik itukah pria Italia? Well, I guess I’ll just have to try it :p Karena setelah mengenal Marco Dantè, saya menyukai sosoknya. Satu lagi tipe lelaki dalam metropop yang menawan.
“Kecantikan tidak memiliki definisi yang pasti. Kecantikan terletak pada mata penikmatnya.” (hlm.190)
Dan, jangan lupakan tokoh Alila. Oh, siapa yang tidak menyukai gadis kecil itu? Umurnya baru 4 tahun tapi ekspresinya begitu kaya. Ah, betapa menggemaskan dan lucunya, saat membayangkan semua gerak-geriknya! Seriously, pengen banget punya Alila sebagai adik.
Saya
hanya menemukan satu typo di novel ini (lupa halaman berapa, he he), sisanya
nyaman-nyaman saja. Saya juga suka epilognya, dari sudut pandang Alila ketika
ia sudah besar.
Oya, dan
saya suka pendeskripsian sang penulis. Yang bikin hati ketar-ketir karena
memang kisah ini sangat... alot. Gimana perasaan masing-masing tokoh tercetak
jelas si setiap detail percakapan maupun deskripsinya, bikin saya ikut
merasakan kesedihan Tia di balik alasannya menutup pintu hatinya untuk pria
manapun (walau kadang agak kesal karena sikapnya terlalu keras kepala dan
over-mandiri). Euh, mungkin terdengar lebay, tapi ya itulah efek bawaan membaca
novel ini.
Love
it. Kenapa? Karena novel ini memuaskan. Dari alur
ceritanya, penokohan, setting, konflik, sampai kepada ending, saya sangat suka. Kisah
cinta yang mengharu biru ini dibawa kepada ending yang manis, tidak memaksakan,
dan membuktikan bahwa cinta bisa menunggu begitu lama (y).
“Can we start all over again? Hanya aku dan kamu, seperti dua orang biasa yang ingin saling mengenal satu sama lain.” (hlm.193)
“Jangan ingkari. Always trust your heart. It never tells you lie.” (hlm.220)
"Bila kita mencintai seseorang dengan tulus, seharusnya waktu dan jarak tidak lagi menjadi sesuatu yang memberatkan. Mencintai seseorang itu berarti membawa sosoknya di hati kita setiap waktu. Melebur, menjadi satu hati, menjadi satu detak jantung." (hlm.337)
My Rating:
Judul : Ti Amo, Tia Amoria
Pengarang
: Karla M. Nashar
Penerbit
: Gramedia Pustaka Utama
Tebal
: 344 halaman
ISBN : 978-979-22-7409-7
Regards,
0 comments:
Posting Komentar