Sabtu, 05 Juli 2014

Unfriend You (Dyah Rinni)

Pengarang : Dyah Rinni
Penerbit : GagasMedia
Tahun : 2013
Tebal : 278 halaman

Sinopsis:

Aku adalah noda untuk dosa yang tak kulakukan. Aku mencoba bertahan, berusaha mengerti; mungkin ada bagian dari dirimu yang tak bisa kuraih. Namun, yang tak kunjung kupahami, mengapa ada persahabatan yang menyakiti?

Review:

Bagi Katrissa, orang-orang di Eglantine High terbagi menjadi dua: angsa dan itik. Katrissa sempat menjadi ‘itik’ di tahun pertamanya, tapi karena satu kejadian membuatnya mengenal Langit, Aura, dan Milani. Ini juga yang membuat derajatnya naik menjadi ‘angsa’ dan bergabung dengan angsa cantik seperti Aura dan Milani.

Jika Langit adalah wujud sempurna dari itik jelek rupa, Aura Amanda adalah wujud sempurna dari angsa. Bahkan, Aura Amanda sudah menjadi angsa sejak lahir. Dia seperti tidak pernah mengalami fase mengelap ingus, jerawatan, atau bahkan salah memilih baju. (hlm.11)

Kedatangan Priska, anak baru, ke dalam inner circle Katrissa membuatnya tak nyaman. Priska mengingatkannya pada sosok di masa lalu yang mengkhianatinya dan membuatnya tak mudah percaya pada teman. Di satu sisi, Priska begitu menyenangkan dan tak ada celah, membuat Katrissa juga tak yakin Priska sama seperti sosok masa lalunya itu. Namun, awalnya saja semua baik-baik saja. Permasalahan mulai muncul satu demi satu, ketika Priska ketahuan menyukai pacar Aura. Aura tidak terima dan berniat memberi Priska ‘pelajaran’. Saat itu, Katrissa menyadari, Aura punya sisi yang tidak diketahuinya selama ini. Ketika itulah, persahabatan mereka diuji. Keegoisan Aura. Nyali Priska. Rasa kepercayaan Katrissa. Mampukah Katrissa percaya, bahwa mereka memang sahabat? Mampukah Katrissa bertahan, ketika ada hal yang menusuk hatinya di dalam hari-hari kebersamaan mereka?

Betapa naifnya ia percaya bahwa selamanya akan benar-benar selamanya. Sahabat akan selalu menjadi sahabat, apapun yang terjadi. Ternyata, hati manusia bisa berubah. (hlm.243)

Novel ini jelas bercerita tentang bullying. Bullying ada berbagai macam jenisnya, tidak hanya perbuatan, tapi juga kata-kata. Di sini, Aura jelaslah yang membully Priska. Aura melakukan segala cara agar Priska jera. Padahal, penyebabnya sangatlah sepele: karena Priska menyukai pacar Aura. Sekilas, tidak ada yang salah dengan itu. Siapa yang bisa mengendalikan hati? Siapa yang bisa menghentikan perasaan cinta? Tapi Aura tidak mau mengerti itu. Di matanya, Priska melanggar batas. Karena itu Priska harus di’hukum’.

“Bullying itu kayak gitu, Rissa. Dia ngancurin hidup siapa aja. Pelakunya. Korbannya. Orang-orang yang diam saja dan menyesal mengapa mereka tidak melakukan sesuatu. Nggak ada yang diuntungkan.” (hlm.184)

Saya suka gaya penulisan si pengarang. Mbak Dyah Rinni berhasil membuat saya menyukainya di karya debutnya di GagasMedia. Ini berhasil membuat saya mencari lebih jauh karya-karyanya yang lain ♡♡♡

Selain itu, saya juga suka tokoh-tokohnya. Katrissa yang baik dan tangguh tapi terkadang goyah. Aura yang baik tapi punya sisi lain yang tak terduga. Milani yang slebor dan tidak peka. Priska yang ceria tapi nyalinya dipertanyakan. Dan, Langit yang peduli dan protektif (he is definitely my favorite! ♡).

Sifat para tokoh memang tidak dijelaskan secara gamblang, tapi inilah poin yang saya suka: pengarang tidak perlu mendefinisikan karakter tiap tokoh secara tersurat, tetapi justru menunjukkannya tersirat. Karakter para tokoh terlihat dalam hal-hal yang dilakukan dan dipikirkan tokoh tersebut. Apa yang dilakukan, apa yang dipikirkan, bagaimana ia berbicara. Selain itu, self-development juga terlihat. Bagaimana Katrissa yang [SPOILER ALERT] dulu diam saja, merasa baik-baik saja, dan terbiasa tak punya teman; pada akhirnya menjadi pribadi yang tangguh, mau membela dan menegakkan kebenaran.

…Daruma doll itu menatapnya tajam. Orang Jepang menganggapnya sebagai simbol daya tahan. Seberapa keras pun kita jatuh, kita harus kembali lagi berdiri. (hlm.186)

Tak hanya itu, alur cerita yang maju mundur juga membuat penasaran. Kejadian mengapa Katrissa mengenal Aura dan Langit sebenarnya sama, tetapi pengarang memisahkannya dan menceritakannya di momen yang tepat. Masa lalu Katrissa, Aura, dan Langit juga dituliskan di saat yang pas. Bagaikan puzzle rumit yang telah menemukan kepingan-kepingan terakhirnya, seperti itulah cerita ini ditutup. Endingnya memuaskan dan cukup menjelaskan segala hal. Apa yang terjadi di masa lalu, bagaimana kondisi fisik dan batin tokoh-tokohnya, dan apa yang terjadi kemudian. Dan juga, komposisi romance yang tidak terlalu terlihat tapi begitu ada, terasa cute dan heart-warming ♡ Pas!

Poin tambah lain yang sudah jelas dari novel ini: jangan diam ketika melihat temanmu di‘siksa’. Jangan menutup mata dan telingamu dari penderitaan mereka. Bertindaklah, sebelum semuanya terlambat. Lakukanlah sesuatu, sebelum penyesalan yang tertinggal!

Teman tidak saling melukai. Teman saling menghargai, mencintai, menghormati. Tidak ada yang berhak hidup dalam luka. Tidak juga kamu atau pun kita semua. (hlm.265)


Rate: 4.5/5

0 comments:

Posting Komentar

Blog Template by SuckMyLolly.com