Pengarang
: Putu Felisia
Penerbit
: Media Pressindo
Tahun
: 2011
Tebal
: 300 halaman
Sinopsis:
Erika
Valerie tidak pernah menyangka bahwa ibu angkatnya adalah mantan istri ketua
klan mafia terbesar di Asia Tenggara, Maximus. Sepeninggal ibunya, bersama
saudara tirinya—Jade Judy, ia pindah ke Jakarta dengan menyandang gelar baru,
Mawar Maximus. Hidupnya serasa terbalik 180 derajat. Terlibat dalam rentetan
kejadian berbahaya, pembalasan dendam, perebutan kekuasaan dengan berbagai trik-trik
licik dunia mafia yang sangat membahayakan nyawanya sendiri, hingga menjadi
pertaruhan besar antara Sky—penerus klan Maximus yang ia cintai dan Kuga
Kyouhei—ketua klan Naga Timur Asia, yang diam-diam mencintainya
Review:
Ketika
melihat sinopsis novel ini, saya berpikir “Wah kayaknya seru dan beda nih,
tentang mafia dan gangster.” Tapi, ternyata tetap saja sebagaimanapun kau
membaca, aka nada hal yang mengganjal.
Oke.
Mari mulai dari ceritanya.
Seperti
dijelaskan di sinopsisnya, Erika Valerie dan Jade Judy diangkat menjadi Mawar
Maximus. Jadi, Maximus adalah salah satu klan mafia yang besar dan tangguh.
Yang saya bisa tangkap di sini, Mawar Maximus ini seperti wanita kebanggaan
Maximus. Mawar Maximus yang lama sudah meninggal, karna itu klan itu butuh
Mawar Maximus yang baru. Eri dan Jade yang sebenarnya hanya gadis biasa
ternyata punya hubungan dengan klan Maximus. Mereka pun dibawa dan tinggal di
klan Maximus.
Tetapi,
suatu kejadian membuat Maximus ‘berhutang’ kepada Kuga Kyouhei dari klan Naga
Timur Asia, yang juga salah satu klan besar dan kuat. Tunangan Kuga meninggal dan
kejadian yang ‘melenyapkan’ tunangannya itu berhubungan dengan klan Maximus.
Kuga pun meminta Mawar Maximus sebagai ‘ganti’ tunangannya.
Mawar
Maximus—berarti Eri atau Jade. Ya, mereka terancam.
Dia adalah malaikat.Sementara aku seorang penjahat.
Sebenernya
saya suka ide ceritanya. Mafia, gangster, organisasi hitam, pertarungan,
taruhan, balapan… sisi gelap dunia yang dalamnya tidak banyak diketahui, jadi
saya rasa punya peluang jadi novel yang sukses. Prolognya oke, beberapa bagian
pertama itu oke. Deskripsi dan aura-aura mafianya kerasa. Tapi sayangnya… makin
ke belakang, saya merasa kurang sreg. Banyak yang kurang dan bikin ceritanya
jadi janggal.
Kurang
detail!
Seperti, gimana klan Maximus itu sebenarnya, klan Kuga, dan klan-klan lainnya.
Detail insiden Mawar Maximus yang dulu sampe semua orang sepertinya trauma. Kenapa
bisa Eri seolah jatuh cinta banget sama si Sky padahal baru ketemu dan dibentak
sedikit langsung patah hati yang sebegitunya; apakah pernah ada kejadian yang
bikin mereka saling tertarik?
Lalu, apa yang bikin Kuga juga suka sama Eri karena
seingat saya adegan mereka sedikit dan itupun kebanyakan saling membenci. Gimana
emosi Eri dan Jade Judy diangkat jadi Mawar Maximus—hello! Mereka yang orang
biasa tiba-tiba dinyatakan sebagai bagian dari mafia dan dipaksa tinggal
bersama mafia, tapi ga ada reaksi atau emosi apapun? :(
Kalau
dari segi karakternya, si Eri ini sukses bikin saya kesel. Labil dan cengeng banget.
Tapi wajarlah, cewek nggak bisa apa-apa trus tiba-tiba terlibat pertarungan
berdarah. Sky juga bikin... ergh. Cool, tangguh, tapi labil parah kalo soal
hati. Sedikit-sedikit maunya A, tapi abis itu berubah lagi B, tapi suara
hatinya maunya C, pada akhirnya yang dilakukan D. Hanya Kuga yang dari awal sampe
akhir tetap kejam, keras, dan sok.
Karakter lainnya banyak (banget, hehe) tapi kurang kerasa sih gimana sifatnya.
TAPI,
tetep
bisa ikutin sampe akhir kok ceritanya. Cuma ada rasa janggal dan aneh aja karna
detailnya kurang dan gak masuk logika. Sisanya sih oke.
Dan, fokusnya
kayaknya lebih ke romance ya, soalnya
adegan actionnya agak kurang mengingat ini background-nya
mafia, walaupun sang pengarang sudah menceritakan dengan baik adegan-adegan actionnya.
Tapi saya nggak terlalu masalah sih sama actionnya XD
Baiklah…
2,5 bintang untuk cerita dan 0,5 untuk si pria kejam dan licik.
PS: Sejujurnya saya masih menanti dari pengarang ini, kayaknya berpotensi tapi yang ini kurang aja rasanya. Hmm, mungkin di lain cerita? :)
Rate:
3/5
0 comments:
Posting Komentar