Sinopsis:
Duka masa lalu membayangi Allysa Gumulya. Berawal dari
ayah yang tak pernah dikenalnya, kepergian ibunda yang sangat dicintainya, juga
masa remaja penuh keprihatinan karena perbuatan gadis kejam yang tak
berperasaan.
Ally bersumpah, demi malam yang dilaluinya dengan
tangis, kesempatan untuk membalas luka masa lalunya akan tiba.
Dan saat yang ditunggu itu memang tiba. Gadis masa
lalu itu, Nadia Wibrata, hadir sebagai tunangan Ivan Adidjaja, pria yang sangat
Ally cintai.
Solusinya terasa sangat mudah untuk Ally. Rebut Ivan,
buat pria itu mencampakkan Nadia. Tapi, tidak semua kejadian berjalan seperti
yang Ally rencanakan. Ketika Ivan mengetahui motif tersembunyi Ally, ego pria
itu terluka.
Kini, untuk kedua kalinya Ally harus berjuang. Kali
ini bukan untuk dendam masa lalunya, tapi demi cinta sejatinya...
* *
*
“Mungkin bukan karena cinta yang membabi buta, tapi lebih karena harga diri yang terluka oleh pengkhianatan dan penghinaan. Tapi sesakit apa pun hatinya, Ally tetap harus belajar memaafkan. Harus.” (hlm.163)
Allysa
Gumulya, 23 tahun, menghabiskan 6 tahun hidupnya dalam kesendirian dan
keterpurukan. Terlahir tanpa ayah membuatnya hidup dalam tekanan dan cemoohan
orang, tak terkecuali saudara ibunya sendiri. Apalagi, sepeninggal ibunya di
usianya yang ke-17 membuatnya bertahan hidup dalam dendam. Ya, dendam kepada
gadis kaya di sekolahnya. Harapan Ally, gadis kaya itu akan mengulurkan tangan
membantu perawatan ibunya. Tapi yang ada, gadis kaya itu malah mencemooh Ally
dan membuat masa SMA-nya menjadi salah satu mimpi buruknya. Untungnya, ada Dianna,
sahabat Ally, yang senantiasa mendampingi Ally sampai sekarang.
Kini
Ally bekerja di Amsoft (perusahaan perancang kartu) dan karirnya terbilang
mulus. Atasannya bangga pada desainnya dan bukan tidak mungkin impiannya untuk
ditransfer ke kantor pusat Amsoft di Amerika akan terwujud.
Adalah
Ivan, pria sukses dan tampan serta baik hati, yang akan menikah dengan putri
Joseph Wibrata, pemilik Wibrata
Enterprises yang terkenal dan sangat kaya. Untuk undangan pernikahannya, ia
menyewa jasa Amsoft.
Maka,
Ally dan Ivan bertemu. Ally sebagai desainer dan Ivan kliennya. Ini akan
menjadi hubungan kerja yang biasa, kalau saja Ivan tidak menemukan Ally di
sebuah parkiran bar dalam keadaan ia sedang diperas oleh preman. Ivan
menolongnya, dan membawanya ke tempat aman. Dalam semalam, terciptalah suasana
yang hangat diantara mereka. Pertemuan yang berlanjut pada pertemuan-pertemuan
kecil disertai obrolan ringan.
Setelah
itu, seperti yang diceritakan sinopsisnya, Ally bertemu dengan tunangan Ivan.
Nadia Wibrata, yang ternyata adalah gadis kaya di masa lalu Ally yang tak mau
meminjamkan uang untuk pengobatan sang ibu dan malah mengejeknya ‘anak haram’.
Ally
pun terbakar oleh rasa dendam yang mencuat setelah tertanam selama 6 tahun
lamanya di dasar hati. Dianggapnya, Tuhan memberinya jalan untuk membalaskan
dendam itu. Maka Ally menggunakan Ivan sebagai ‘alat’ untuk membalas semua
perlakuan Nadia.
Saat
itu, Ally belum sadar. Ia begitu dibutakan oleh dendam, sehingga ia tak
menyangka, bahwa Ivan akan terluka...
“Dan lo tahu kan, membenarkan sesuatu yang telah terkoyak selalu lebih sulit daripada memulai yang baru.” (hlm.161)
Sebenarnya,
inti cerita sudah digambarkan dengan jelas di sinopsisnya. Hanya saja yang
membuat penasaran, bagaimana Ally membalas dendamnya, galau antara cinta dan
dendamnya, bagaimana ia meraih kembali cinta yang pernah ada, sehingga sampai
kepada ending yang... well, manis :)
“Kamu bukan Tuhan. Kamu bukan malaikat. Suatu saat nanti, bahkan dulu, kamu pasti pernah bersalah pada seseorang, Allysa. Alangkah baiknya jika kita bisa membuka pintu maaf lebar-lebar. Dengan begitu, Tuhan akan membuka jalan yang kita butuhkan.” (hlm.218)
Saya
suka tokoh-tokohnya. Ally, yang tegar menghadapi hidup penuh cobaan. Ivan, tipe
pria romantis yang selalu menjaga keseriusan dalam tiap komitmennya (jarang loh
ada pria begini!). Dianna, sahabat Ally, dan Bu Fara, atasan Ally, yang tak
diduga bisa mengeluarkan kata-kata bijak yang bisa “menyadarkan” Ally. Nadia,
yang dalam tiap kemunculannya senantiasa menimbulkan kemarahan saya menyeruak
di permukaan.
Tidak
banyak yang bisa saya bilang karena novel ini minim sekali typo, dan... great. Saya
suka gaya bahasa Rina Suryakusuma, mengalir begitu saja hingga dalam sehari
saya bisa menuntaskannya. Lovable.
“Cinta tidak harus mengorbankan diri menjadi pihak yang lebih rendah. Cinta tidak harus selalu menang atau selalu mengalah. Cinta berarti kompromi. Cinta berarti meleburkan dua hati tanpa mematikan jati diri masing-masing. Cinta berarti komitmen untuk mempraktikkan makna sesungguhnya dari ‘memberi dan menerima’ dalam kehidupan ini.” (hlm.102)
My Rating:
Judul: Jejak Kenangan
Pengarang: Rina Suryakusuma
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 264 halaman
0 comments:
Posting Komentar