Sinopsis:
"Itukah alasanmu datang ke Batam, untuk mencicipi
kue di kafe ini?"
Ferry menggeleng tegas. "Itu hanya sekadar
bonus!"
"Oya? Lantas apa tujuanmu ke Batam? Urusan
kantor? Atau urusan pribadi?"
"Pribadi! Dina... aku ingin kita kembali
bersama!"
Dina cukup sukses mengelola kafenya di Batam dan
bahagia dengan kehidupannya sekarang. Kehadiran seorang pria Pakistan yang
tampan yang membuka restoran India di sebelah kafenya pun kian menambah warna
hidupnya. Tapi semua itu kembali goyah ketika cinta masa lalunya mendadak
datang dan mengajaknya meniti kembali hubungan yang dulu bahkan tidak pernah
ada.
* *
*
Dina,
pemilik April Café, sebuah kafe di Batam yang menuai sukses cukup besar.
Lokasinya yang strategis dan cake-nya yang mempunyai cita rasa yang berbeda
membuat April Café terkenal di Batam dan mempunyai pelanggan tetap. Kafe yang
dibangun Dina selama 3 tahun ini memiliki staf juga teman Dina yang
berkompeten: Surya, si kepala koki; Rima si field
manager; Astri penjaga kasir dan waitress;
dan Indra, si sopir kafe. Hidup Dina sangat bahagia, juga diwarnai dengan
datangnya buket bunga tiap hari, entah dari siapa.
Hidup
Dina akan biasa saja, bila pada suatu hari, kenangan dari masa lalunya datang.
Ferry, lelaki yang 3 tahun lalu berbagi kenangan dan cinta dengannya, dan juga
menghancurkan harapannya akan komitmen masa depan dan pernikahan.
Tiga
tahun yang lalu, Ferry hanya ingin bersenang-senang tanpa ingin memikirkan arah
hubungannya dengan Dina. Tapi sekarang, Ferry datang menawarkan cinta lagi dan
komitmen yang jelas akan masa depan.
Seharusnya
ini menjadi sebuah kebahagian bagi Dina. Bagaimana tidak, desir hatinya setiap
ada Ferry jelas menandakan ia masih menyimpan rasa untuk Ferry. Tapi, kehadiran
Faisal, pria berdarah Pakistan yang membangun restoran India di sebelah
kafenya, tak dinyana menimbulkan kebimbangan dalam hati Dina, meskipun ia tahu
dengan jelas, ia takkan mungkin bisa bersama Faisal.
Lalu,
bagaimana Dina menanggapi keseriusan Ferry kali ini? Bagaimana juga dengan pengaruh
keberadaan Faisal—dan fakta tentang dirinya? Baca selengkapnya di April Café ;)
“Cinta itu serupa dengan bisnis. Harus berani mengambil risiko.” (hlm.176)
Bacaan
yang light, quick-reading, sederhana, tapi ngena :)
Konflik
yang disajikan ringan dan nggak ribet. Tokoh Dina pada awalnya adalah tokoh
yang kuat dan nggak mudah terlena akan cinta, tapi toh pada akhirnya, Dina juga
manusia biasa. Sekuat apapun ia berusaha bertahan,pertahanannya toh jebol juga.
“Orang yang terlibat di dalamnya sering menganggap perasaan yang dimiliki masih tetap sama. Padahal sebenarnya tidak. Bisa jadi yang ada sekarang hanya keinginan untuk membangkitkan kenangan lama, atau cetusan tidak puas karena kegagalan hubungan itu di masa lalu. Mungkin juga hanya demi balas dendam.” (hlm.145)
Seperti
judulnya, “April Café” tidak hanya
menceritakan tentang kehidupan Dina selaku tokoh utama. Tapi juga ada kilasan
tentang kehidupan Rima, si field manager
yang ternyata adalah single mother with a
child; dan bagaimana kehidupan di April Café.
Ohya,
di novel ini juga kaya akan unsur kebudayaan.
Terdapat
kutipan percakapan dalam bahasa Pakistan (atau India?) yang digunakan oleh
Faisal dengan rekan-rekan kerjanya di restorannya; dan kemudian akhirnya di-share dengan Dina. Salah satunya yang
ada dalam percakapan ringan mereka: “mujhse
shadina karoge?” yang artinya “will
you marry me?”. Aww so sweet~ Ada juga “tum
pagal ho!” yang artinya “you’re
crazy!” (hm, lumayan untuk memaki orang di saat kesal dan supaya orang itu
tidak mengerti ;p). Dan masih ada beberapa lagi bahasa tersebut yang tersebar
sampai ke akhir cerita.
Selain
bahasa, ada juga penjelasan mengenai makanan khas April Café dan restoran
India-nya Faisal. Dan saya tertarik dengan makanan Indianya: nasi briyani, paratha, chappati, samosa; dan penjelasan Faisal akan
makanan mancanegara:
“Misalnya,
masakan China yang biasanya menggunakan berbagai saus untuk menghasilkan bau
dan rasa yang tepat. Atau masakan Jepang yang lebih mementingkan kesegaran ikan
sebagai bahan utamanya. Dan masakan India yang terkenal dengan variasi
bumbunya. Tingkat kepedasannya tergantung dari daerah mana makanan itu berasal.”
(hlm.137)
Selain
itu, tidak banyak yang bisa saya komentari. Novel ini minim typo, cuma saya
agak terganggu dengan penggunaan tanda seru “!” hampir dalam setiap kalimat
percakapannya. Apakah semua tokohnya berseru setiap kali berbicara?
Terakhir,
mungkin ini bisa jadi pelajaran bagi para lelaki ;D
“Pikiran Dina menerawang jatuh. Lelaki memang tidak bisa diandalkan. Mulut berbisa dan mesra saat ada maunya. Tapi kalau sudah bicara soal komitmen dan tanggung jawab, segera saja ambil langkah seribu lari tunggang langgang.” (hlm.98)
My Rating:
Judul : April
Café
Pengarang : Syafrina
Siregar
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Tebal : 216
halaman
ISBN : 978-979-22-2303-7
Regards,
2 comments:
Buku yang menarik... tema2 remaja yg selalu dinamis... Nice Blog
izinkan saya mencantumkan mba sbg link sahabat buku saya... terimakasih sebelumnya...
Ow, sama-sama dan terima kasih juga :)
Posting Komentar