Pengarang : Adrindia Ryan
Penerbit
: Gagas Media
Tahun
: 2013
Tebal
: 210 halaman
Sinopsis:
Buatku,
cosplay itu dunia yang tidak nyata. Terkadang aneh, terkadang mengada-ada, dan
yang pasti… palsu. Tapi setelah Aska mengajakku masuk ke dunia iut, anggapanku
tentangnya pun berubah selamanya. Aku tergila-gila dengan warna-warni yang
ditawarkan dunia cosplay. Bahkan, baru-baru ini, aku menyadari telah jatuh
cinta dengan cowok yang berkostum karakter anime favoritku.
[Ah
sial. Sebenarnya, aku cukup malu untuk mengakuinya.]
Cowok
berkostum yang aku taksir itu pun memenuhi pikiranku. Yang kutahu dari Aska,
namanya Rio. Tapi siapa peduli dengan laki-laki yang ada di balik kostum itu?
Aku naksir dia, titik. Masalah perasaan ini sampai sedalam apa, kita lihat saja
nanti.
Yah,
meskipun belakangan ini pertanyaan-pertanyaan yang sulit dijawab bermunculan di
dalam benakku: Apa benar aku jatuh cinta padanya? Atau hanya sekadar rasa suka
terhadap kostum karakter yang dia pakai saja?
Review:
Bagi
saya, Cosplay Couple ini salah satu cerita yang unik—karena saya sama sekali
belum pernah membaca cerita seperti ini. Cerita dimulai dengan Aska, kakak Kia,
mengenalkan dunia anime, cosplay, dan segala sesuatu yang berbau Jepang kepada
Kia. Ketika itu Kia jatuh cinta pada tokoh anime Klaus yang cool. Kemudian
setting berpindah ke suatu acara cosplay (saya lupa namanya apa), dan di sana
ada seseorang yang meng-cosplay-kan Klaus. Semuanyaaa terasa begitu mirip. Kia
pun jatuh cinta. Dan siapa sangka, ternyata orang di balik kostum Klaus itu
adalah teman Aska, Rio.
“Terkadang yang diinginkan bukanlah yang dibutuhkan.” (hlm. 199)
Dari
judulnya, sebenarnya sudah ketahuan kalau novel ini bakal menyinggung segala
sesuatu tentang Jepang dan budayanya. Saya pernah datang ke salah satu event
Jepang, Gelar Jepang 2010 di salah satu universitas di Jakarta. Isinya memang
menarik, ada booth-booth yang menjual makanan Jepang, merchandise Jepang dan merchandise
anime, ada banyak orang yang datang khusus untuk cosplay dan memang karakternya
bermacam-macam. Jadi sebenarnya, istilah cosplay dan penampilannya tidak asing
bagi yang sudah pernah melihatnya. Dan saya tahu persis, cosplay dianggap aneh
bagi orang yang tidak tahu samasekali.
“Lihat, di sana kayak ada alien, tahu,” ujar seseorang yang berdiri bersama temannya tidak jauh dari Kia.Temannya mengangguk setuju. “Iya, aneh ya. Rambutnya warna-warni kayak anak ayam yang dijual di depan SD.” (hlm.109)
See? Pengarang dengan gambling memperlihatkan pandangan
orang awam mengenai cosplay atau orang yang melakukan cosplay. Walaupun dulu
saya termasuk orang yang menggilai Jepang, saya tetap terheran-heran mengapa
orang mau melakukan cosplay. Banyak pertanyaan di benak saya: darimana mereka
mendapatkan kostum yang bisa dibilang sama persis dengan aslinya di
anime/manga? Berapa biaya yang mereka keluarkan, untuk kostum dan dandanan
mereka—wig, make up, dan segala aksesoris mereka? Apa mereka tidak malu di
jalan mengenakan semua itu?
Dari
novel ini, saya mendapatkan jawabannya. Pecinta cosplay memang menyukai dan
nyaman dengan diri mereka—karena itu mereka tidak malu mengenakan kostum yang
tentu menarik perhatian. Mereka juga tidak ragu mengeluarkan biaya untuk
kostum. Dan oh ya, dari novel ini saya juga baru tahu, ternyata kostum itu
dijahit sendiri untuk ukuran dan kenyamanan terbaik. Jadi bisa dipakai kapanpun
dan semaunya setelah jadi.
Kembali
ke cerita, novel ini terasa singkaaaat sekali dan enak diikuti. Selain temanya fresh—atau saya yang memang jarang
menemukan tema seperti ini, penuturan dan kalimatnya pun tidak begitu berat.
Istilah-istilah Jepang yang ada dijelaskan dengan baik dan tidak berlebihan.
Ceritanya juga tidak begitu berat, permasalahan hanya seputar pada kedua tokoh
utamanya saja. Walaupun pada beberapa adegan, penuturannya agak aneh dan saya
merasa kurang sreg.
Tapi,
secara keseluruhan, saya cukup menikmati Rio, Kia, dan Klaus :)
“Sesuatu yang berharga akan terasa berharga kalau itu menghilang.” (hlm. 176)
Rate:
3.5/5
0 comments:
Posting Komentar