Pengarang
: Marin Josi & Purba Sitorus
Penerbit
: Gagas Media
Tahun
: 2012
Tebal
: 238 halaman
Tak
ada yang bisa menjamin cinta selalu akan berujung bahagia. Seringnya, mencintai
membuatmu patah hati. Terluka. Meneteskan air mata bagi cinta yang berbalik dan
meninggalkanmu.
Tapi
pernahkan kau mencintai seperti yang aku alami?
Mencintai
dalam sakit. Mengubah diri demi orang yang bahkan tak memalingkan wajahnya
sedikit pun padamu. Hatiku berdarah, dan aku masih saja mencintainya. Bahkan,
setiap malam aku menyempatkan diri untuk berdoa… supaya dia selalu bahagia.
Ini
cinta yang bodoh. Ya, aku tahu itu. Tapi aku akan terus bertahan, terus
mencintainya—hingga dia mengundangku masuk ke dunianya…
Review:
Seriusan,
saya jatuh cinta sama sinopsisnya. Entah kenapa, meskipun agak terkesan lebay,
tapi kata-katanya itu… let me say,
touching? Haha, itu bagi saya yang pecinta menye-menye. Kata-kata ‘mengubah
diri demi orang yang bahkan tak memalingkan wajahnya sedikit pun padamu’—saya
rasa hampir semua pernah merasakan.
“Perempuan mudah ditebak. Sangat jatuh cinta pada ilusi. Ganteng. Pintar. Jago olahraga. Hal-hal itu mudah sekali memikat wanita. Benar kan?”
Satu
kata untuk novel ini: LUCU! Dari Alana yang berani tapi gampang menyerah
terhadap godaan makanan. Hihi, semua gadis juga seperti itu kok—termasuk saya.
Ups. Siapa yang bisa menahan godaan cake, coklat, permen, dan cemilan lainnya?
Tak terkecuali Alana. Tapi demi taruhan dan misinya, ia rela diet dan berjuang
keras. Hanya untuk gengsi taruhan saja nih? Oh tentu tidak, semua itu
sebenarnya didasari cinta tulus Alana pada Asta.
Selain
cerita, ‘kemasan’ novel ini juga lucu. Ada semacam hal-hal berguna yang memberi
info pada pembaca, misalnya mengenai bedanya creambath, hair spa, dan hair mask; sampai kepada hal-hal yang
bisa diterapkan, seperti tips melangsingkan tubuh.
Overall, semuanya lucu. Ceritanya, gaya
bahasanya, eksekusinya yang… [SPOILER]
rasanya “HAH!” nanggung, kurang nendang *menjentikkan jari* dan kurang
penjelasan. Walaupun saya tahu it’s up to
the authors. Itu memang kewenangan mereka membuat pembaca
menginterpretasikan seperti apa endingnya, jadi… ya sudahlah. :)
Saya
suka Alana dan keberaniannya. Saya suka Asta dan sifat blakblakannya. :)
Rate:
3/5
0 comments:
Posting Komentar