Sinopsis:
Setiap hari dilalui Rhea dengan wajah manyun. Gimana nggak manyun, coba?
Berangkat dan pulang sekolah bareng Papa. Nilai-nilainya dipantau Papa. Tingkahnya di sekolah pun diawasi Papa. Soalnya Papa Rhea kepala sekolah. Boro-boro bisa pacaran, cabut ke mal aja nggak bisa.
Makanya waktu Felix ngajak nonton, Rhea seneng banget. Kencan pertama, bo! Tapi Papa ngelarang Rhea pacaran karena nilai-nilai Rhea menurun drastis. Karena itu Papa meminta Nico—teman kakak Rhea—untuk ngelesin Rhea.
Nico emang pinter dan lumayan keren. Tapi kalo jaimnya selangit, mana betah Rhea diajarin sama cowok itu?
[ SPOILER ALERT !! ]
Mengisahkan tentang seorang cewek bernama Rhea, yang belum pernah pacaran seumur hidupnya. Suatu hari, nilai Rhea menurun. Papanya pun bersikeras memanggil guru privat untuknya. Guru privatnya adalah teman satu kampus Reva—kakak Rhea—dan juga teman kecil Rhea, Nico. Dulu pas kecil mereka sempat dekat, tapi Nico harus pindah ke Australia dan lost contact dengannya.
Mengisahkan tentang seorang cewek bernama Rhea, yang belum pernah pacaran seumur hidupnya. Suatu hari, nilai Rhea menurun. Papanya pun bersikeras memanggil guru privat untuknya. Guru privatnya adalah teman satu kampus Reva—kakak Rhea—dan juga teman kecil Rhea, Nico. Dulu pas kecil mereka sempat dekat, tapi Nico harus pindah ke Australia dan lost contact dengannya.
Pertemuan pertama mereka nggak menyenangkan. Nico yang dulu Rhea anggap sangat baik dan manis, ternyata jadi sangat kaku dan tegas. Dan... Jaim banget! Rhea mau nggak mau mesti tahan diajarin sama dia.
Suatu hari, saat Rhea sedang duduk di bangku taman menunggu papanya, Felix menghampirinya. Rhea surprised, karena ini pertama kalinya ada cowok yang mau mendekatinya—well, semua karena status papanya sbg kepala sekolah yang galak dan disiplin. Sejak itu, Felix jadi deket sama Rhea dan baiiiiik banget sama Rhea. Mereka pun akhirnya pacaran.
Tapi Rhea mesti bohong tiap kali jalan sama Felix, karena papanya pasti nggak ngebolehin dia jalan sama cowok manapun—apalagi Felix yang notabene termasuk anak bandel but popular di sekolah. Kebohongannya pernah hampir ketahuan sama papanya, tapi untungnya... Nico mengcovernya sehingga kebohongan Rhea tetap tersimpan rapat-rapat. Rhea perlahan merasakan kebaikan Nico.
Pernah suatu kali, Rhea jadi kesel sendiri pas ngeliat Nico dan Reva ngomongin soal kuliah di depannya (note: dengan mesra). Ia jadi bad mood, tanpa peduli apa alasannya. “Cemburu? Nggak mungkin!” pikirnya saat itu. Tapi perlahan ia sadari, Nico tak seburuk dugaannya.
Saat pesta ulangtahun Papa Nico, keluarga Rhea diundang. Di pesta itu, Nico mengajak Rhea berdansa. Nico memuji Rhea habis-habisan dengan kata-kata manisnya. Rhea surprised, karena saat itu Nico bukanlah Nico yang biasanya. Bukan Nico yang jutek, tegas, dan nggak berperasaan. Perlakuan ini membuat Rhea berdebar-debar, dan merasa perasaan aneh di dadanya.
Esoknya setelah pesta itu, di sekolah, Rhea ingin menghampiri Felix di kelasnya. Tapi betapa kagetnya ia, saat mendapati Felix sedang membicarakan dirinya. Kalau hal yang bagus sih ya nggak apa-apa. Tapi... Felix menjelek-jelekkan Rhea, dan papanya! Ternyata Felix dendam pada Papa Rhea, dan berniat menghancurkan beliau melalui Rhea dengan cara memacari Rhea. Perlahan-lahan ia membujuk Rhea untuk terus berbohong pada papanya, dengan harapan nanti papanya akan membongkar semua itu dan hancur karena putri lugunya sudah berubah.
Rhea yang mendengar itu marah besar. Ia berniat bertemu Felix untuk memutuskan hubungan mereka. Tapi sebelumnya, Rhea meminta Nico menemaninya, takut terjadi apa-apa. Dan benar saja, Felix berusaha mencegah Rhea saat Rhea minta putus darinya. Untung Nico ada, dan menolongnya. Felix sempat menghajar Nico, tapi dibiarkan karena pukulan Felix cukup untuk menjadi bukti untuk Papa Rhea.
Nico membawa Rhea pergi ke pantai, dan duduk di batu karang di sana. Rhea merasa sangat nyaman. Kesempatan itu juga Rhea gunakan untuk bertanya, mengapa Nico akhir-akhir ini sangat berbeda dari sebelumnya, terutama perlakuannya. Jawaban Nico mengejutkan Rhea. Ternyata... selama ini Nico menyukai Rhea, apalagi setelah bertahun-tahun mereka nggak ketemu. Nico menjadi jutek dan tegas, semata-mata karena ia ingin menjadi sosok yang diidolakan Rhea semenjak kecil—yaitu papanya. Ia berharap dengan begitu Rhea menyukainya. Tapi sifatnya itu malah bikin Rhea bete, dan mereka jadi sering berantem.
Rhea kaget, walau akhirnya ia mengakui perlahan-lahan ia mulai menaruh hati pada Nico. Dan yep, bisa ditebak. Mereka jadian. Sungguh akhir yang so sweet, mengingat Rhea itu dulu masih anak polos, anak kemaren sore (?).
Novel ini simpel, alurnya mudah dimengerti, bahasanya juga sehari-hari (-> enak dibaca). Dan, novel ini juga pasti layak dong masuk ke lemari :)
Rating:
Judul : Nggak Usah Jaim Deh!
Pengarang : Valleria Verawati
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 242 halaman
ISBN : 979-22-1689-8
0 comments:
Posting Komentar