Sinopsis:
Cinta itu nggak butuh alasan. Jika cinta membutuhkan alasan, ketika alasan itu hilang, cinta juga akan hilang bersamanya. Lalu ketika seseorang yang kita cintai itu menghilang, apakah kita juga harus hilang bersamanya?
Dunia seakan terbalik bagi Chiara. Dalam sekejap hidupnya yang penuh kebahagiaan berubah. Setelah tahu statusnya sebagai anak haram—yang menyebabkan ayahnya marah dan kabur dari rumah, ditambah meninggalnya ibu dan kakaknya—Chiara mengunci rapat-rapat sebagian dirinya.
Di tengah kesedihan dan keterpurukannya itu, Aldy, sahabat sejatinya sejak kanak-kanan, selalu setia menemaninya.
Tapi, bisakah kesabaran dan ketulusan Aldy membuat Chiara bangkit lagi? Atau mungkin, perlu muncul kisah dan tokoh baru untuk memulai episode hidup Chiara selanjutnya?
Who knows?
Satu hal yang gue suka dari novel ini: tokoh utama ceweknya nggak gampang terpengaruh meski banyak cowok ganteng berseliweran di sekelilingnya. Cinta matinya pada ‘seseorang’ membuatnya mengunci rapat-rapat pintu hatinya, dan ragu untuk membukanya lagi untuk pria lain. Tapi yang nggak gue suka dari tokoh cewek ini, si Chiara—atau Ciya, dia itu terlalu terkekang dengan masa lalunya. Ya tadi itu. Cinta matinya pada ‘seseorang’ di masa lalu, itulah yang kadang menyebalkan. Oke, dia memang mencintai orang itu, tapi ‘orang itu’ bahkan sudah merelakannya, tapi kenapa dia masih mengunci hati rapat-rapat dan sok tegar—mengganti air matanya dengan derai tawa palsu? Oke, emang banyak orang yang tegar sama apa yang dialaminya—bapaknya kabur dari rumah, kakaknya meninggal karna overdosis, dan ibunya meninggal karena serangan jantung. Semua itu terjadi begitu cepat, hanya dalam jangka waktu 2 tahun. Bayangkan! 2 tahun!
Alur ceritanya gampang dimengerti, dan gue suka banget karena ada unsur misterinya. Maksudnya, banyak teka-teki dan kejutan-kejutan tentang hidup Ciya, dan makin menegaskan pada kenyataan bahwa ‘Dunia itu sempit’. Yep, sangat sempit. Bahwa ternyata orangtua Ciya adalah bla bla bla, ternyata ada misteri di balik kematian kakaknya, dan apa yang terjadi pada ayahnya, dan lain-lain lagi.
Ending ceritanya juga memuaskan—buat gue—dan bahasa yang digunakan pengarang dalam novel ini sangat amat menyentuh. Percaya atau nggak, banyaaaaak banget kata-kata mutiara yang gue temukan dalam novel ini, dan gue langsung suka. Contohnya ya tadi itu, dalam sinopsis novel. “Cinta itu nggak butuh alasan. Jika cinta membutuhkan alasan, ketika alasan itu hilang, cinta juga akan hilang bersamanya”. So sweet~~
Maka dari itu, novel ini must-read! Terserah mau pinjem atau beli, yang penting baca ya :) Novel ini juga cocok kok buat orang-orang yang terbelenggu masa lalu (?).
My Rating:
Judul : Separuh Bintang
Pengarang : Evline Kartika
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 311 halaman
ISBN : 978-979-22-4545-5
0 comments:
Posting Komentar